Presiden Federasi Sepak Bola Internasional
(FIFA), Sepp Blatter, menyatakan kekagumannya kepada Ryan Giggs yang
tetap bermain bagus di usianya yang sudah tergolong tua. Menurutnya,
Giggs adalah salah satu teladan besar dalam sepak bola.
"Setiap orang layak mengambil teladan dari Ryan Giggs karena apa yang telah ia lakukan benar-benar luar biasa, mengagumkan," puji Blatter.
"Sangat sulit memercayai seseorang bisa bermain dalam 1.000 pertandingan dan kebanyakan (931) ia mainkan dengan tim yang sama (MU). Saya hanya bisa menundukkan kepala dan mengatakan sanjungan, 'Saya benar-benar berharap Anda akan menikmati laga ke-1.000 dan menikmati masa depan. Nikmati pertandingan dan hidup Anda'," tambahnya.
Blatter juga memuji kesetiaan Giggs kepada MU. Sejak menjalani debut pada 1991, dia tak pernah berganti klub meski dalam sepak bola modern uang besar sering menggoda. Ia yakin Giggs pernah ditawari banyak klub.
"Saya kira ini determinasi yang mengagumkan bagi seorang pemain yang tak mau berganti klub dan meletakkan hatinya pada satu klub. Ini adalah esensi sepak bola. Dewasa ini, tak hanya sistem transfer, tetapi juga banyak dalam sepak bola yang sering menyebabkan pemain membela satu klub dalam setengah musim dan membela klub lain dalam setengah musim berikutnya," ujarnya.
"Setiap orang layak mengambil teladan dari Ryan Giggs karena apa yang telah ia lakukan benar-benar luar biasa, mengagumkan," puji Blatter.
"Sangat sulit memercayai seseorang bisa bermain dalam 1.000 pertandingan dan kebanyakan (931) ia mainkan dengan tim yang sama (MU). Saya hanya bisa menundukkan kepala dan mengatakan sanjungan, 'Saya benar-benar berharap Anda akan menikmati laga ke-1.000 dan menikmati masa depan. Nikmati pertandingan dan hidup Anda'," tambahnya.
Blatter juga memuji kesetiaan Giggs kepada MU. Sejak menjalani debut pada 1991, dia tak pernah berganti klub meski dalam sepak bola modern uang besar sering menggoda. Ia yakin Giggs pernah ditawari banyak klub.
"Saya kira ini determinasi yang mengagumkan bagi seorang pemain yang tak mau berganti klub dan meletakkan hatinya pada satu klub. Ini adalah esensi sepak bola. Dewasa ini, tak hanya sistem transfer, tetapi juga banyak dalam sepak bola yang sering menyebabkan pemain membela satu klub dalam setengah musim dan membela klub lain dalam setengah musim berikutnya," ujarnya.
(sumber : kompas.com)