IG twitter facebook
Showing posts with label MU : News. Show all posts
Showing posts with label MU : News. Show all posts

Romantisme dan Koneksi Unik United-Madrid

Labels: ,
Ketika Steve McManaman menarik keluar nama Manchester United, mereka yang menyaksikan acara pengundian itu tahu: satu laga besar tercipta. United dan Real Madrid, ada cerita unik di situ.

Ya, jauh sebelum hari pengundian babak 16 besar Liga Champions itu, ada cukup banyak cerita untuk dikisahkan di balik kedua klub tersebut. Kalau boleh disebut, punya romantismenya sendiri. Romantisme tersebut jauh adanya bahkan sebelum cerita Jose Mourinho dan Sir Alex Ferguson kerap bertemu dan saling berbincang sembari membuka sebotol anggur.

Okelah jika itu bukan sebuah bentuk romantisme. Silakan sebut dengan istilah lainnya. Tapi, Madrid dan United memang punya koneksi unik. Terlebih jika Anda memandangnya dari kacamata Sir Alex, koneksi tersebut akan makin terasa unik.

Pernahkah Anda mendengar cerita pria tua itu mengenai Ferenc Puskas? Mereka yang pernah mendengarnya pasti tahu betapa permainan Puskas begitu membekas di benak Sir Alex. Puskas tak lain dan tak bukan adalah legenda Hongaria -- sekaligus legenda sepakbola -- yang sebagian kariernya dihabiskan di Madrid. Ia wafat pada 2006 dan itu membuat ingatan Sir Alex melayang ke Hampden Park pada 1960.

Hari itu Puskas dengan nomor 10-nya melumat Eintracht Frankfurt tanpa ampun. Madrid menang 7-3, Puskas mencetak empat gol, sementara tiga lainnya dihabiskan oleh legenda Madrid lain yang, Alfredo Di Stefano. Hampden Park penuh sesak, dan Sir Alex ada di tempat itu.

Bertahun-tahun kemudian, cerita kemenangan Madrid itu dituturkannya dengan jelas. Dia mengaku beruntung bisa menyaksikan Puskas bermain beberapa kali dan tak ragu menyebut Puskas sebagai salah satu pemain yang spesial. Lebih dari itu, Sir Alex juga mengagumi permainan Puskas dan Mighty Magyars Hongaria. Pria asal Skotlandia itu bahkan ingat betul bagaimana Hongaria melindas Inggris di Wembley pada 1953.

"Saya punya banyak memori tentangnya. Saya menyaksikannya kala menjuarai European Cup (sekarang Liga Champions) pada 1960. Pada hari-harinya, dia adalah pemain yang spesial," tutur Sir Alex.

Konon, permainan Madrid dan Hongaria (khususnya Puskas) kala itu meletakkan benih taktik sepakbola di sudut-sudut terpencil di benak Ferguson muda. Ada yang menyebut, saking berbekasnya laga di Hampden Park itu, Sir Alex ingin membangun tim yang kurang lebih sama. Pencarian akan tim seperti itu kelak akan berlangsung lama, bahkan sampai akhirnya dia tiba di sebuah tim yang tengah menurun. Tim itu bernama Manchester United.

Kala United tak kunjung bisa menjuarai Liga Inggris, Sir Alex begitu putus asa. Dia menawar semua pemain depan yang ada; David Hirst dari Sheffield Wednesday, Alan Shearer yang ketika itu masih bermain untuk Southampton, tapi akhirnya malah mendapatkan Dion Dublin. Tapi, Dublin terbukti tidak cukup. Setelah satu musim yang berakhir dengan kegagalan lagi, di mana gelar juara melayang ke Leeds United, Sir Alex akhirnya menemukan kepingan terakhir yang dicarinya: Eric Cantona.

Bersama Cantona, United mengawali kejayaan di tanah Inggris. Tapi, belum di Eropa. Jika Anda menyaksikan season review sekitar tahun-tahun itu, maka Anda akan menemukan pertanyaan demikian, "Apakah Anda (Ferguson) akan pensiun jika United akhirnya menjuarai Eropa?". Fergie hanya tersenyum menjawab pertanyaan tersebut. Tapi, pertanyaan itu sesungguhnya meninggalkan kesan yang cukup dalam.

Saking ingin membangun tim yang bisa menaklukkan Eropa, Sir Alex disebut-sebut ingin membangun tim yang mirip-mirip dengan Madrid pada era Puskas atau Hongaria pada era Mighty Magyars. Sampai hari ini, dia bahkan masih mengaku heran Hongaria gagal jadi juara dunia pada 1954. Hongaria pada waktu itu unik, dan tidak hanya punya Puskas, tetapi juga nama lain seperti Sandor Kocsis. Ada pula Nandor Hidegkuti, seorang "nomor 9" yang posisinya tidak statis berdiri di depan, tetapi juga turun hingga ke lini tengah. Taktik Hongaria inilah yang dilihat Sir Alex begitu memporak-porandakan Inggris.

Untuk membangunnya, dia butuh pemain yang pas, dan oleh karenanya, pada suatu waktu, dia pernah dikabarkan mengincar gelandang muda Barcelona, namanya Pep Guardiola. Impian untuk menggaet Guardiola itu tidak tercapai dan akhirnya tidak akan pernah tercapai. Sir Alex harus menunggu bertahun-tahun lagi untuk menaklukkan Eropa.

United akhirnya menjadi juara pada 1999, tapi tim yang sesungguhnya relatif lebih sederhana dibanding apa yang ada di benak Sir Alex. Tak sampai satu musim setelah meraih mahkota Eropa di Barcelona, pada musim 1999/2000, Sir Alex akhirnya bertemu dengan Madrid. Kala itu komentator televisi melabeli laganya sebagai "The Holder against The Keeper". The Holder adalah untuk United karena merekalah juara bertahannya. Sementara The Keeper adalah untuk Madrid karena mereka, sebagai pengoleksi gelar terbanyak, diibaratkan sebagai pemilik trofi Eropa itu.

Keadaannya sungguh berbeda. Ini memang bukan pertama kalinya Sir Alex bertemu Madrid. Di tahun 1983 dia pernah membawa Aberdeen mengalahkan Madrid, yang kala itu dilatih Di Stefano, pada fnal Piala Winners. Pada pertandingan itulah Sir Alex konon belajar pentingnya sebuah psy war. Dia dikisahkan diberi saran oleh Jock Stein -- eks pelatih tim nasional Skotlandia -- untuk memberikan sebotol whiskey kepada Di Stefano sebagai pertanda bahwa Aberdeen sudah cukup senang bisa bermain di final. Nyatanya? Aberdeen menang 2-1.

Tapi, Madrid pada 1999/2000 itu benar-benar memberikan pelajaran lainnya untuk Sir Alex. Fernando Redondo dengan mudah melewati Henning Berg, merangsek ke dalam kotak penalti, dan memberikan bola ke tengah kotak penalti. Raul Gonzalez, yang entah dari mana datangnya, berlari masuk tak terkawal dan menyambar bola itu. United kebobolan oleh gol yang sungguh brilian dan mereka kalah 2-3 malam itu. Piala gagal dipertahankan dan Madrid melaju ke final sampai jadi juara.

Mungkin Sir Alex butuh sesuatu yang lebih jika timnya diharuskan bertemu dengan jenius semodel Redondo. Tahun 2003 kedua tim kembali bertemu dan United lagi-lagi berujung jadi tim yang kalah. Sir Alex kemudian membutuhkan waktu lima tahun sampai akhirnya benar-benar bisa membangun tim yang bisa berjaya di Eropa, tim yang mirip dengan idealisme masa mudanya.

Kali ini kepingan itu terbentuk dari sekelompok pemain muda bernama Wayne Rooney, Carlos Tevez, dan Cristiano Ronaldo. Tak ada yang meragukan ketajaman Ronaldo pada musim di mana United jadi juara Eropa pada 2008. Tapi, kombinasinya di lini depan bersama Rooney dan Tevez-lah yang benar-benar menghidupkan apa yang sudah terpendam di benak Sir Alex selama bertahun-tahun.

Situs taktik Zonal Marking, menyebut bahwa tim United kala itu adalah salah satu tim terbaik dalam satu dekade terakhir. Mereka bermain tanpa penyerang murni. Rooney dan Tevez sejatinya memang penyerang, tetapi mereka kerap turun ke lini tengah, membuka ruang, dan membiarkan Ronaldo masuk dari lini kedua. Taktik ini mirip dengan apa yang dilihat Sir Alex pada Puskas dan tim-tim tempat dia bermain, Madrid dan Hongaria, bertahun-tahun lampau.

Masih ada koneksi lainnya, meski itu adalah yang terkecil sekalipun, seperti kenyataan bahwa Madrid kerap menampung bintang-bintang United semodel Ronaldo, David Beckham atau Ruud van Nistelrooy. Yang lainnya, apalagi kalau bukan rumor yang selalu beredar seputar masa depan Mourinho. Bukan rahasia apabila The Special One selalu dirumorkan bakal menjadi pengganti Sir Alex kelak, meski Sir Alex sendiri tampak tidak ambil pusing ke mana Mourinho akan melangkah setelahnya.

Silakan menunggu saja, mereka-reka, dan memprediksi bagaimana hasil laga United vs Madrid nanti. Masih ada sekitar satu setengah bulan lagi sebelum laga itu kick-off. Untuk sekarang, biarkan Sir Alex atau Mourinho memilih, anggur terbaik mana yang akan mereka buka nanti.


© Detiksport

Partai Mourinho vs Fergie di Liga Champions

Labels: ,
Musuh lama itu bertemu kembali. Jose Mario dos Santos Mourinho akan kembali bertemu dengan musuh bebuyutannya, Alexander Chapman Ferguson. Keduanya akan bentrok di babak 16 besar Liga Champions.

Mourinho akan datang dengan bendera Real Madrid, sementara Fergie memimpin Manchester United. Sudah menjadi rahasia umum bahwa keduanya sering terlibat adu mulut jika harus berhadapan.

Segalanya dimulai 9 tahun lalu. Ketika itu Mourinho bersama Porto harus menghadapi MU di babak 16 besar Liga Champions musim 2003/2004. Di sinilah The Special One mulai mencuri perhatian dunia dengan komentar fenomenalnya.

Usai Porto menyingkirkan MU, Fergie menolak berjabat tangan dengan Mourinho. Pria asal Portugal itu pun tak terima dan menuntut Fergie minta maaf. "Saya mengerti kenapa Ferguson begitu emosional. Anda juga akan sedih jika tim Anda kalah dominan dari sebuah tim kecil seperti Porto yang cuma dibangun dengan 10 persen dari budget Anda," sindir Mou ketika itu.

Perselisihan keduanya semakin memanas setelah Mourinho pindah ke Premier League dan bergabung dengan Chelsea. Setiap kali kedua tim akan berhadapan, baik Fergie maupun Mourinho langsung menebar perang urat syaraf.

Tensi sempat mereda setelah Mourinho pindah ke Inter Milan, lalu Madrid. Tak ada lagi sindiran di antara keduanya. Yang ada malah mereka saling memuji. Namun, hal ini mungkin akan hilang lagi saat Madrid bentrok dengan MU.

Los Blancos akan lebih dulu menjamu Setan Merah di Santiago Bernabeu pada 13 Februari, disusul leg kedua di Old Trafford pada 5 Maret. Main di kandang jelas akan membuat Madrid menyerang total dengan mengandalkan Cristiano Ronaldo yang notabane merupakan mantan anak asuh Fergie. Lalu di leg kedua Madrid akan mencoba menahan gempuran Setan Merah yang dipimpin Robin van Persie.

Total, kedua pelatih ternama ini sudah bertemu 13 kali. Mourinho menang 6 kali, seri 5 kali dan baru 2 kali kalah dari Fergie.

Reuni Ronaldo :

Fakta menarik lainnya jelang Madrid vs MU adalah kembalinya Ronaldo ke Old Trafford. Sebelum gabung dengan Madrid, Ronaldo merupakan ikon Setan Merah. Ia membela MU selama 6 musim dan menjadi mesin gol The Red Devils.

MU merupakan klub yang mendidik Ronaldo menjadi salah satu pemain terbaik dunia seperti sekarang. Dalam beberapa kesempatan, pemain yang memiliki julukan CR7 itu mengaku rindu suasana Old Trafford.

"Rasanya saya seperti meninggalkan keluarga sendiri ketika pindah ke Madrid. Karena, saya menghabiskan enam tahun di sana dan saya masih memiliki hubungan yang sangat baik dengan Fergie dan seluruh pemain," kata Ronaldo seperti dilansir Mirror.

"Saya masih berbicara dengan Rio Ferdinand, Nani, Anderson dan Patrice Evra. Saya masih melihat mereka sebagai keluarga besar, jadi tentu saja saya merindukan mereka," ucapnya.

Kini Ronaldo akan menjadi lawan bagi para sahabatnya itu. Di satu sisi ia tak ingin teman-temannya terluka, namun di sisi lain ia harus menjunjung tinggi profesionalisme dan membawa Madrid menang. (ibk)

Head to head Mourinho vs Fergie:
Mourinho menang: 6
Fergie menang: 2
Imbang: 5

Head to head Madrid vs MU:
Madrid menang: 3
MU menang: 2
Imbang: 3

Real Madrid vs Manchester United 3-1 (European Cup/11 April 1957)
Manchester United vs Real Madrid 2-2 (European Cup/25 April 1957)
Manchester United vs Real Madrid 1-0 (European Cup/24 April 1968)
Real Madrid vs Manchester United 3-3 (European Cup/15 Mei 1968)
Real Madrid vs Manchester United 0-0 (Liga Champions/04 April 2000)
Manchester United vs Real Madrid 2-3 (Liga Champions/19 April 2000)
Real Madrid vs Manchester United 3-1 (Liga Champions/08 April 2003)
Manchester United vs Real Madrid 4-3 (Liga Champions/23 April 2003)

© VIVAbola

Perbandingan Kesuburan Ronaldo vs RVP di Liga Champions

Labels: ,
Duel Manchester United dan Real Madrid paling ditunggu di babak 16 besar Liga Champions. Banyak pihak menilai, pertemuan dua kubu terlalu dini. Namun pasti selalu akan ada yang menarik untuk ditunggu. Laga ini menjadi ajang pembuktian ketajaman antara Cristiano Ronaldo dengan Robin Van Persie.

Dua pemain itu memang berstatus sebagai mesin gol di klub masing-masing. Ketajaman mereka diharapkan bisa memberikan kontribusi nyata di fase knock-out. Mengurut catatan gol kedua pemain itu di kompetisi elite Eropa, Ronaldo masih di atas Van Persie.

Sejak musim 2008-09 hingga 2012-13, Ronaldo telah tampil di 46 pertandingan Liga Champions dengan mencetak 33 gol. Tiap pertandingan ia rata-rata mencetak 0,72 gol. Ronaldo masih unggul atas Van Persie.

Penyerang asal Belanda itu rata-rata mencetak 0,6 gol di tiap pertandingan Liga Champions sejak musim 2008-09. Dalam kurun waktu 2008-2012 Van Persie telah tampil di 25 laga Liga Champions dengan mencetak 15 gol bersama Arsenal dan MU.

Madrid akan berhadapan dengan MU dalam dua leg. Partai perdana akan dimainkan di Santiago Bernabeu 12 Februari 2013. Sedangkan, duel kedua akan tersaji di Old Trafford 5 Maret 2013.

"Bagaimana pun pertandingan akan berlangsung dua leg. Ini kesempatan besar bagi fans kami untuk melihat Ronaldo. Begitu juga dengan saya, akan kembali bertemu dengan Jose Mourinho lagi. Jadi saya kira kami harus membeli banyak anggur," tutur pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson menanggapi pertandingan lawan Real Madrid.
 

© VIVAbola

'Jangan Sampai United Dibantai Madrid'

Labels:
Manchester United melenggang dengan mudah dalam fase grup Liga Champions. Mereka tanpa kesulitan menjadi juara grup meski Sir Alex Ferguson sering menurunkan pemain lapis kedua.

Namun mereka mendapat lawan sulit di babak 16 besar; United harus menghadapi Real Madrid. Menurut mantan gelandang United Ray Wilkins, United tak boleh lengah sedikit pun kala menghadapi El Real nanti.

Pertandingan Madrid-United akan menjadi laga klasik antara dua tim besar dunia. United harus bertandang dulu ke Santiago Bernabeu, dan mereka harus bisa pulang dengan peluang yang masih terbuka. Jika mereka dibantai di Bernabeu seperti banyak tim lainnya, maka akan sangat sulit untuk kembali," ujar Wilkins kepada Sky Sport.

Wilkins juga mewaspadai pilihan penyerangan yang dimiliki oleh Madrid. Menurutnya, Jose Mourinho memiliki banyak pilihan untuk mengatur serangan sejak di lini tengah.

Selain itu, Liga Champions adalah prioritas Madrid saat ini setelah tertinggal cukup jauh di La Liga. Jika Madrid memilih untuk berkonsentrasi di Liga Champions, maka peluang mereka untuk mengalahkan United juga akan semakin besar.
 

© Bola.net

Kuartet Striker MU Lebih Tajam daripada City

Labels: ,
Rivalitas dua klub Manchester, Manchester United dan Manchester City akan terhampar di Etihad Stadium, Minggu 9 Desember 2012. Keduanya akan saling mengalahkan untuk lebih dekat ke tangga juara.

Kedua tim punya kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dilihat dari sektor pertahanan, The Citizens tampaknya lebih kokoh dibanding saudara tuanya. Hingga pekan ke-15, gawang Joe Hart baru kebobolan 11 gol. Sedangkan gawang MU sudah 21 kali dijebol lawan.

Namun, ditengok produktivitas barisan penyerangnya, MU lebih unggul. Kuartet Robin van Persie, Wayne Rooney, Danny Welbeck dan Javier Hernandez lebih tajam dibanding kuartet The Citizens yang diisi Carlos Tevez, Sergio Aguero, Mario Balotelli dan Edin Dzeko.

Saat kuartet The Citizens mengoleksi 19 gol di semua ajang, MU yang hanya diwakili Van Persie seorang telah mencetak 10 gol. Total, striker MU telah mencetak 28 gol.

Padahal, ditengok dari dana yang dikeluarkan masing-masing klub untuk mengakuisisi kuartetnya, The Citizens tentu lebih jor-joran dari MU. Kalah tajamnya barisan depan The Citizens itu juga diakui sang manajer, Roberto Mancini.

"Memang akan selalu ada masalah di mana Anda punya seorang striker yang mengalami musim sulit," kata Mancini dilansir The Sun.

"Biasanya, ketika Anda punya empat striker dimana dua atau tiga dari mereka tidak mencetak gol, maka yang satunya akan mencetak gol. Tapi, saat ini kami punya empat striker yang tak mampu mencetak gol."

"Ini mungkin dapat berubah pada Minggu nanti dan setelah itu akan kembali baik-baik lagi. Tapi, kami tetap butuh lebih kerja keras lagi. Musim kami tergantung pada striker-striker kami. Jika kami mulai mencetak gol seperti musim lalu, maka kami akan punya sebuah peluang besar," lanjut Mancio.

Produktivitas Manchester Biru musim ini memang sangat jauh dibanding musim lalu. Jika dihitung sampai tahap ini musim lalu, The Citizens telah mencetak 66 gol di semua ajang dengan 49 gol di antaranya dicetak di Premier League.

Namun musim ini, Aguero dan kawan-kawan baru mencetak 37 gol di semua ajang, dengan catatan 28 gol di pentas Premier League.

© VIVAbola

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site List

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

About Me