Peristiwa itu terjadi pada 1 Oktober 2001. Ketika itu, Vida ditinggal oleh sahabat dekat sekaligus rekan setim di Red Star Belgrade, Vladimir Dimitrijevic. Saat tengah menjalani sebuah sesi latihan, sang sahabat yang biasa dipanggil Vlada mengalami serangan jantung dan meninggal.
Vida sangat terpukul hampir tiga bulan lamanya depresi, kehilangan gairah bermain sepakbola. Dia bahkan berpikir untuk gantung sepatu.
"Dia (Vidic) kesulitan mengatasi masalahnya," kenang pelatih Red Star saat itu, Zoran Filipovic.
Vlada adalah pebola muda yang sangat berbakat dan Vida adalah teman baiknya. Secara mewujudkan impian sang sahabat.
Sebagai informasi, dulu Vida dan Vlada pernah berjanji untuk meraih kesuksesan bersama. "Kami berbagi mimpi yang sama. Kami ingin mencapai langit bersama tim kami. Sayannya, Vlada telah pergi. Tapi kenangan akan terus hidup. Ketika bermain, aku selalu memikirkan sahabatku dan akan melakukan apa saja untuk menyimpan kenangan tentannya," tutur Vida.
Salah satu cara untuk menjaga kenangan tentang Vlada adalah dengan meraih pencapaian setinggi mungkin. Itulah salah satu alasan Vida mau menerima pinangan Man United pada Janiari 2006. Bersama Man United, Vida bisa meraih hampir semua trofi bergengsi.
"Aku beruntung bergabung dengan klub besar yang tidak bisa menerima kekalahan. Inilah yang terjadi di Man United. Setiap pertandingan merupakan tantangan baru. Untuk bisa berada disini, anda harus bisa terus berkembang," Ujar Vida.
Seperti orang-orang bijak, selalu ada kemudahan dibalik kesulitan. Peristiwa yang menyakitkan terkadang bisa menjadi pemicu jalan untuk meraih kesuksesan. Jika tidak ditinggal Vlada, belum tentu Vida mampu mencapai titik karier yang tinggi seperti saat ini.
source : OLTMU
0
comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)