“Aku masih sangat kecil dan tidak bisa mengerti alasan terjadinya perang pada saat itu. Sebagian hidupku aku lalui dimasa peperangan, sebuah masa yang sulit. Saat di Uzice kami sering berlatih di trek atletik disamping stadion, bukan diatas lapangan. Kami sering harus menunggu pesawat-pesawat datang dan selesai menjatuhkan bom sebelum kami bisa berlatih. Mendengar deru pesawat dan mendengar dentuman bom sungguh sebuah kenangan paling buruk dalam hidupku,“ ucap Vida.
Toh, semua kendala itu tak mampu menghentikan kecintaan Vida terhadap sepakbola. Dia tak pernah mau berhenti berlatih meski selalu disertai perasaan was was ketika mendengar deru pesawat mendekat.
“Beberapa tahun yang lalu mungkin masih banyak orang yang merasa cemas untuk pergi ke Serbia, tapi aku percaya semuanya sudah banyak berubah saat ini,“ pungkas Vida.
source : OLTMU
0
comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)