6 Februari adalah hari paling mencekam bagi persepakbolaan dunia. Dimana pada 6 Februari 1958 merupakan salah satu sejarah kelam
bagi dunia persepakbolaan khususnya Manchester United. Tim yang diarsiteki oleh Sir Matt Busby sedang berada
di masa emasnya dan diprediksikan akan mendominasi sepak bola Eropa. United juga diunggulkan untuk Piala eropa, Liga, dan FA dengan skuad
yang sebagian besar masih muda, orang-orang menyebutnya “The
Busby Babes”.
Setelah mengalahkan
lawan sebelumnya di ajang piala eropa, MU dipastikan akan melawan Red
Star Belgrade (RSB) tim dari Yugoslavia di perempat final. Pada leg pertama
tanggal 14 Januari 1958 di Old Trafford, MU berhasil mengalahkan RSB
2-1, gol diciptakan oleh Charlton dan Colman. Pertandingan tersebut sangat
ketat dan menarik seperti yang di ceritakan oleh Sir Bobby Charlton,
legenda United dan salah satu pemain yang selamat dari kecelakaan tersebut. Lalu leg kedua akan
dilakukan pada 5 Februari 1958 di Belgrade.
Pada pertandingan leg kedua di Belgrade, MU mendominasi permainan pada babak pertama sehingga mereka bisa
unggul 3-0. Namun mereka (RSB) mulai bangkit pada babak kedua. Pertandingan pun menjadi
semakin seru ketika lima menit sebelum usai, RSB berhasil menyamakan
kedudukan 3-3. MU yang sudah unggul di leg pertama pun harus mempertahankan
hasil ini. Beruntung wasit meniup tanda berakhirnya pertandingan.
Setelah pertandingan berakhir, 6 Februari 1958, Tim pun melakukan perjalanan
pulang menuju Manchester. Dalam perjalanan tersebut, pesawat dengan nomor
penerbangan British European Airways Flight 609 harus mengisi
bahan bakar di Bandar udara Munich Riem, Munchen Jerman.
Setelah mengisi bahan bakar, dalam keadaan dingin dibawah 0 derajat dan landasan bandara dipenuhi dengan es. Pilot pesawat kapten James Thain dan kopilot Kenneth Rayment mencoba untuk lepas landas, namun gagal sampai dua kali akibat kegagalan mesin. Lalu salah satu pemain MU, Duncan Edwards mengirim telegram ke Manchester “ all flight cancelled, flying tomorrow (semua penerbangan dibatalkan, terbang besok. Ternyata sang pilot menolak untuk menginap di Munich dan akan melakukan percobaan lepas landas yang ketiga.
Beberapa pemain tidak yakin atas penerbangan ini, khususnya Liam Whelan yang terdengar mengatakan “This may be death, but I’m ready” (aku mungkin mati, tapi aku siap). Sesaat sebelum take off, beberapa pemain MU pindah ke bagian belakang pesawat seperti Duncan Edwards, Tommy Taylor, Mark Jones , Eddie Colman dan Frank Swift.
Pukul 14:56 pilot dan kopilot sudah bersiap-siap untuk lepas landas yang ketiga kalinya. Pada pukul 14:59 mereka mendapat izin untuk lepas landas. Pada landasan pacu, pukul 15:02 kopilot sudah mengecek secara final. Lalu dihubungi oleh menara untuk kepastian take off paling lambat diberitahukan pada pukul 15:04. Lalu mereka pun berdiskusi dan keputusan nya mereka tetap lepas landas pada pukul 15:03.
Pesawat pun dijalankan, Kapten pesawat mulai menaikkan kecepatan, mulai dari 85knot sampai mencapai kecepatan 117 knot, kapten Thain mengumumkan V1 dimana batas kecepatan yang tidak memungkinkan membatalkan lepas landas. Lalu panggilan kedua keluar, V2, dimana kecepatan minimum pesawat untuk lepas landas ialah 119 knot. Namun ketika Kapten Thein melirik indicator kecepatan, bukannya naik malah menurun menjadi 112 – 105 knot.
Pesawat pun tergelincir pada ujung landasan, tak terkendali, menabrak pagar bandara, lalu menyebrang ke jalan. Sayap pesawat dan ekor pesawat robek karena menabrak rumah, sisi kiri kokpit menabrak pohon, dan sisi kanan pesawat menabrak pondok kayu yang didalamnya terdapat truk berisi ban dan bahan bakar yang akhirnya meledak.
Dari 43 penumpang, 23 diantaranya meninggal (21 meninggal seketika), 8 diantaranya merupakan pemain MU yang antara lain Roger Byrne (28), Eddie Colman (21), Mark Jones (24), David Pegg (22), Tommy Taylor (26), Geoff Bent (25), Liam Whelan (22) dan Duncan Edwards (21) lalu sekretaris klub Walter Crickmer, pelatih Tom Curry dan Pelatih Bert Whalley.
Dengan musibah ini, United tidak bisa meraih treble winner untuk pertama kalinya. Setelah di Semifinal piala eropa kalah dengan AC Milan dan kalah juga di Final piala FA melawan Bolton.
Setelah mengisi bahan bakar, dalam keadaan dingin dibawah 0 derajat dan landasan bandara dipenuhi dengan es. Pilot pesawat kapten James Thain dan kopilot Kenneth Rayment mencoba untuk lepas landas, namun gagal sampai dua kali akibat kegagalan mesin. Lalu salah satu pemain MU, Duncan Edwards mengirim telegram ke Manchester “ all flight cancelled, flying tomorrow (semua penerbangan dibatalkan, terbang besok. Ternyata sang pilot menolak untuk menginap di Munich dan akan melakukan percobaan lepas landas yang ketiga.
Beberapa pemain tidak yakin atas penerbangan ini, khususnya Liam Whelan yang terdengar mengatakan “This may be death, but I’m ready” (aku mungkin mati, tapi aku siap). Sesaat sebelum take off, beberapa pemain MU pindah ke bagian belakang pesawat seperti Duncan Edwards, Tommy Taylor, Mark Jones , Eddie Colman dan Frank Swift.
Pukul 14:56 pilot dan kopilot sudah bersiap-siap untuk lepas landas yang ketiga kalinya. Pada pukul 14:59 mereka mendapat izin untuk lepas landas. Pada landasan pacu, pukul 15:02 kopilot sudah mengecek secara final. Lalu dihubungi oleh menara untuk kepastian take off paling lambat diberitahukan pada pukul 15:04. Lalu mereka pun berdiskusi dan keputusan nya mereka tetap lepas landas pada pukul 15:03.
Pesawat pun dijalankan, Kapten pesawat mulai menaikkan kecepatan, mulai dari 85knot sampai mencapai kecepatan 117 knot, kapten Thain mengumumkan V1 dimana batas kecepatan yang tidak memungkinkan membatalkan lepas landas. Lalu panggilan kedua keluar, V2, dimana kecepatan minimum pesawat untuk lepas landas ialah 119 knot. Namun ketika Kapten Thein melirik indicator kecepatan, bukannya naik malah menurun menjadi 112 – 105 knot.
Pesawat pun tergelincir pada ujung landasan, tak terkendali, menabrak pagar bandara, lalu menyebrang ke jalan. Sayap pesawat dan ekor pesawat robek karena menabrak rumah, sisi kiri kokpit menabrak pohon, dan sisi kanan pesawat menabrak pondok kayu yang didalamnya terdapat truk berisi ban dan bahan bakar yang akhirnya meledak.
Dari 43 penumpang, 23 diantaranya meninggal (21 meninggal seketika), 8 diantaranya merupakan pemain MU yang antara lain Roger Byrne (28), Eddie Colman (21), Mark Jones (24), David Pegg (22), Tommy Taylor (26), Geoff Bent (25), Liam Whelan (22) dan Duncan Edwards (21) lalu sekretaris klub Walter Crickmer, pelatih Tom Curry dan Pelatih Bert Whalley.
Dengan musibah ini, United tidak bisa meraih treble winner untuk pertama kalinya. Setelah di Semifinal piala eropa kalah dengan AC Milan dan kalah juga di Final piala FA melawan Bolton.