IG twitter facebook
Showing posts with label Humor Sufi. Show all posts
Showing posts with label Humor Sufi. Show all posts

Humor - humor Sufi : Kenal

Labels:
Di tepi jalan Mulla melihat sekelompok orang sedang makan besar. Tanpa sepatah kata, dia pun duduk bergabung dengan mereka.

"Berapa banyak orang yang kamu kenal di sini?" tanya salah seorang.

"Aku kenal roti, keju, anggur, dan semangka," sahut Mulla.

Humor - humor Sufi : Mencari

Labels:
Mulla kehilangan cincinnya di dalam rumah. Karena tidak dapat menemukannya, dia keluar ke halaman dan meneruskan pencariannya.

"Cincinmu hilang di dalam rumah bukan di halaman," si istri mengingatkannya.

"Aku tahu,"sahut Mulla, "tetapi di dalam gelap. Di sini aku bisa melihat dengan jelas."

Humor - humor Sufi : Jika Aku Mati

Labels:
Di rumah seorang kikir, Mulla sedang menyantap habis setalam kacang.

"Kebanyakan makan bisa membahayakan," kata si tuan rumah.

Mulla berhenti sejenak. Lalu sambil meneruskan makannya dia berkata:

"Jika aku mati, berbaikhatilah kepada istriku."

Humor - humor Sufi : Buku Filsafat

Labels:
Setelah tahu bahwa tidak ada orang di dalam Masjid, Mulla melepas sepatu barunya dan membungkusnya dengan selembar kertas. Lalu dia melangkah masuk untuk shalat. Seseorang melihat bungkusan di bawah ketiak Mulla dan bertanya: "Apa yang kamu bawa itu Mulla?"

"Buku," sahut Mulla.

"Buku apa?" tanya orang itu.

"Filsafat hidup sehari-hari." jawab mulla

"Tentu ditulis oleh seorang filosof terkemuka." tanya orang itu.

"Oleh seorang pembuat sepatu." sahut Mulla

Humor - humor Sufi : Hancur

Labels:
Seorang syaikh berjalan bersama teman-temannya yang membantunya membawa sebuah penggilingan batu yang besar. Tiba-tiba penggilingan batu tersebut jatuh dan hancur. Tetapi syaikh malah tertawa sembari bertepuk tangan.

"Apa yang membuatmu tertawa?" tanya kawan-kawannya. "Kita sudah susah-susah membawa penggilingan ini. Tetapi ternyata usaha kita sia-sia."

"Tanyakan saja pada penggilingan batu ini," kata syaikh sembari terus tertawa. "Inilah terakhir ia berputar dan menggiling. Ia kini bebas karena sudah pecah."

Humor - humor Sufi : Tamu

Labels:
Di sebuah kota, Mulla Nashruddin berkunjung ke rumah seorang kawan, untuk bertamu selama beberapa minggu. Setelah dua hari, tuan rumahnya mulai mencari akal bagaimana cara untuk mengusirnya. Si tuan rumah berkata kepada istrinya:

"Mari kita berkelahi. Bila Mulla melerai, maka akan aku katakan sedemikian rupa sehingga dia akan tahu bahwa sudah saatnya dia pergi."

Mereka melakukan rencana itu, lalu si suami berkata kepada Mulla:

"Dengan nama Allah yang akan melindungi kamu dalam perjalanan besok, katakan kepada kami, wahai orang arif, mana diantara kami yang benar?"

"Aku bersumpah kepada nama Allah yang akan menjadi pelindungku di rumah ini selama minggu-minggu mendatang ini, aku tidak tahu." jawab Mulla.

Humor - humor Sufi : Vonis Mulla

Labels:
Dua orang mengumpulkan uang untuk membeli seekor unta. Yang satu hanya dapat menyumbangkan sepertiga dari harga unta; yang kedua dua pertiganya.

Suatu hari, tatkala sedang melintasi sungai, untanya tenggelam. Lelaki yang menyumbangkan dua pertiga harga unta itu bersikeras agar kawannya yang miskin itu membayarnya sejumlah uang untuk mengganti untanya yang hilang.

Perselisihan itu dibawa ke hadapan Mulla.

"Kalau ada yang harus membayar," jawab Mulla kepada yang kaya itu, "kamulah yang harus membayar, sebab kamu yang memiliki dua pertiga unta itu. Unta itu tenggelam karena terlalu berat."

Humor - humor Sufi : Penjaga Malam

Labels:
Mulla ditunjuk menjadi penjaga malam di sebuah kota. Dia ingin menahan seorang penjaga toko. Penjaga toko itu berkata:

"Di siang hari kamu tidak bisa melakukan penahanan."

Mulla menyahut:

"Aku tahu, tetapi bagaimana aku bisa menangkapmu di malam hari."

Humor - humor Sufi : Ketika Arah Makkah Tidak Diketahui

Labels:
Seseorang bertanya kepada seorang sufi arif :
"Misalkan aku sedang berada dalam perjalanan, lalu ada sebuah sungai dan aku akan berwudhu. Nah, dalam berwudhu itu ke arah mana aku harus menghadap?"

Si arif itu menjawab : "Ke arah pakaianmu, agar tidak dicuri."

Humor - humor Sufi : Keadilan Para Penguasa

Labels:
Suatu hari Raja Harun sedang makan malam. Bahlul, yang juga datang diundang ke resepsi itu, secara kebetulan menumpahkan sedikit kuah daging ke pakaian Raja. Raja, dengan wajah murka berpaling ke arah pembantu-pembantunya dan ketika itulah Bahlul menumpahkan semua kuah yang ada di mangkok ke pakaian Raja.

"Wahai Raja," dia mulai menjelaskan, "dari sorot matamu aku dapat melihat Tuan akan menghukum mati aku. Aku khawatir Paduka akan dituduh tidak adil karena membunuh orang yang hanya menumpahkan setetes kuah ke pakaian Paduka. Karena itu aku berbuat kesalahan yang lebih besar lagi agar di mata rakyat Paduka tidak dipandang sebagai raja yang lalim (diktator).

Humor - humor Sufi : Ekor Domba

Labels:
Karena amat ingin memakan daging, Bahlul pergi menghadap raja untuk minta sepotong ekor domba. Untuk mengecohnya, raja menyuruh pelayan-pelayannya untuk membawakan beberapa lobak yang sudah dikupas dan putih warnanya sehingga menyerupai daging ekor domba.

Setelah mencicipinya dengan sekerat roti, Bahlul membuang sisanya seraya berkata:
"Karena kuasamu, wahai Syah, daging pada ekor domba pun lenyap. Karena kecanggunganmu, makanan pun kehilangan rasanya. Kini saatnya keluar dari kota ini."

Humor - humor Sufi : Si Tolol dan Si Raja

Labels:
Suatu hari Bahlul naik ke tahta Raja Harun. Para pengawal berlarian ke arahnya, lalu mengusirnya dengan tongkat dan batu.

Bahlul berpaling ke arah Raja Harun: "Aku duduk di kursi ini selama satu menit, tetapi sudah sangat menderita. Kasihan mereka yang duduk di sini sepanjang hidupnya.

Humor - humor Sufi : Aku Lupa Pertanyaannya

Labels:
Seseorang menghentikan Bahlul untuk bertanya kepadanya tentang sebuah pertanyaan penting yang telah menyusahkan dirinya.
"Jiwaku tergantung padamu." tambahnya.

"Cepat katakan!" kata Bahlul, "sebab kuda-kudaku ini suka bertingkah dan tak mau menunggu."

Orang ini karena didesak waktu, berusaha mengingat-ingat namun sia-sia.
"Aku lupa", katanya akhirnya.

Humor - humor Sufi : Si Buta dan Lampu

Labels:
Dengan sebuah tempayan di punggungnya, seorang buta berjalan di malam hari, sembari membawa lampu. Seorang temannya yang juga nuta lewat dan berkata:

"Alangkah bodohnya! Siang dan malam itu sama saja bagimu, dan kau membawa lampu di kegelapan malam!"

"Lampu ini untuk orang buta sepertimu sehingga tidak menabrakku dan memecahkan tempayan ini."

Humor - humor Sufi : Berkah Pencuri

Labels:
Seorang pencuri datang menyatroni rumah seorang darwisy pada malam hari dan menggelar surbannya untuk membungkuskan hasil curiannya.

Setelah lama mencari, dia tak menemukan apa-apa.

Sementara itu, si darwisy yang tidur di lantai terguling ke surban itu.

Ketika si pencuri datang untuk mengambil surbannya, dia melihat si darwisy sedang tidur di atasnya.

Begitu hendak melangkah pergi dengan tangan kosong, si darwisy terbangun dan berseru, "Tolong tutupkan pintu depan."

"Kenapa harus ditutup?" sahut si pencuri, "Aku datang dan memberimu alas tidur, orang lain tak mungkin akan datang membawakan untukmu selimut."

Humor - humor Sufi : Menangisi Mayat

Labels:
Pada pemakaman seorang kaya, Mulla menangis sedih.

"Dia tentu sanak saudaranya," kata seseorang.

"Bukan," sahut Mulla, "dan itulah sebabnya aku tidak dapat berhenti menangis."

Humor - humor Sufi : Menyelamatkan Nyawa

Labels:
Seorang Darwisy yang kelaparan lewat di sebuah dusun. Dia mendengar bahwa seorang tuan tanah yang kaya raya yang sedang sekarat.

"Aku ini tabib," kata si darwisy kepada penduduk dusun. "Antarkan aku ke rumah tuan tanah itu."

Sesampainya di sana, dia merasakan denyut orang itu dan meminta roti segar, keju, kambing segar, dan anggur masak. Pelayan memberinya semua itu lalu pergi. Si darwisy menyantap semua itu, lalu berdoa untuk orang tua itu.

Baru saja ia hendak meninggalkan dusun itu, pasiennya meninggal dunia.

"Obatmu telah memberikan hasil yang sebaliknya", keluh penduduk desa itu.

"Bersyukurlah," sahut si darwisy, "sebab kalau bukan karena obatku, tentu yang meninggal dunia dua orang, bukannya satu orang."

Humor - humor Sufi : Pindah Agama

Labels:
Setelah bertengkar dengan istrinya, Mulla pergi mengunjungi kota non-Muslim yang tak jauh dari kotanya. Di sana ia berkata:

"Kalian semua tahu bahwa aku adalah Mulla yang terkenal dan orang-orang Islam membanggakan diriku. Tapi belakangan ini aku sudah jenuh dengan agama itu. Jika kalian menerima dan menghormati dengan makanan yang enak, maka pada akhir bulan aku akan memeluk agama kalian."

Penduduk kota itu melakukan apa yang diinginkan Mulla, dan pada akhir bulan mereka memintanya untuk memeluk agama mereka. Mulla menjawab, "Jamulah aku beberapa hari lagi, semoga aku bisa memeluk agama kalian."

Pada malam hari ke lima puluh, dia berterima kasih kepada para tuan rumahnya seraya berkata, "Selama lima puluh tahun aku makan dari tangan orang-orang Islam dan aku belum menjadi Muslim. Mengapa kalian mengharapkan aku memeluk agama kalian dalam lima puluh hari?"

Humor - humor Sufi : Adzannya Muadzin

Labels:
Ketika Mulla sedang adzan di sebuah kota, dia terlihat terburu-buru menuruni menara di tengah-tengah adzannya dan lari ke jalan.

Ditanya mengapa begitu, Mulla menjawab, "Aku ingin tahu sampai di mana suaraku terdengar."

Humor - humor Sufi : Semangka Curian

Labels:
Mulla mendatangi sebuah kebun dan memenuhi tasnya dengan semangka. Ketika hendak pergi, si pemilik kebun muncul.

"Tadi aku sedang lewat," Mulla mulai menjelaskan, "tiba-tiba angin kencang melontarkan aku ke dalam kebun ini."

"Bagaimana dengan semangka-semangka itu?" tanya pemilik kebun.

"Angin begitu kencang sehingga aku memegang apa saja yang dapat aku pegang. Itulah sebabnya mengapa semangka-semangka itu lepas.

"Siapa yang menaruhnya ke dalam tasmu?" sahut si pemilik kebun.

"Terus terang saja," sahut Mulla, "aku sendiri heran."

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site List

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

About Me