Di antara para pendengarnya ada seorang Turki yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Setelah pembicara selesai menguraikan tipuan-tipuan para penjahit, si Turki itu berseru marah: "Penipu-penipu mereka itu! Aku akan memberi mereka pelajaran.
Lalu dia meminta nama penjahit yang paling cerdik di kota.
Semua orang yang hadir sepakat bahwa penjahit Pur-Shesh adalah penjahit yang paling cerdik. Si Turki berkata: "Aku berani bertaruh dengan kalian semua bahwa aku bisa menjahitkan pakaian kepada si bedebah itu tanpa membiarkan dia mencuri satu inchi pun dari pakaian itu,"
"Mustahil," mereka semua sepakat, "dia bahkan bisa mencuri dari setan."
Si Turki kini semakin yakin pada keputusannya. Dia berkata: "Aku akan tinggalkan kuda Arabku ini sebagai jaminan. Jika Pur-Shesh ini dapat mencuri kainku sekecil apapun, maka kuda ini menjadi milik kalian. Jika tidak, kalian harus memberiku seekor kuda."
Keesokan harinya dia membawa sebundel kain beludru dan pergi ke toko penjahit itu. Begitu mata Pur-Shesh melihat si Turki, dia bergegas menyambut langganannya dengan kedua belah tangan terbuka. "Selamat datang, selamat datang." katanya.
Si Turki tentu saja senang, menaruh kainnya di meja, seraya berkata: "Tolong buatkan aku pakaian bergaya Istanbuli, dari bahan kain ini, sehingga atasnya ketat dan ramping, sedang bawahannya lebar dan longgar."
"Tentu saja sobat, aku akan membuatnya seperti yang kamu minta. Percayalah!"
Si Penjahit mengukur kain itu dan mulai mengutip hadis Nabi, menceritakan kisah-kisah mukjizat para wali maupun anekdot yang menarik tentang kesengsaraan orang-orang kikir. Dia lalu mengambil guntingnya yang paling tajam, dan sembari sibuk menggunting-gunting kain, dia menceritakan sebuah anekdot yang sangat lucu, sampai-sampai si Turki itu tertawa hingga meneteskan air mata, lalu merogoh kantongnya untuk mengambil sapu tangan dan mulai mengusap kedua belah matanya. Memanfaatkan kesempatan itu, si penjahit memotong kain beludru itu dan menyembunyikannya di bawah pahanya.
"Sungguh itu kisah yang lucu," kata si Turki. "Ceritakan lagi yang lain."
Lalu Pur-Shesh menceritakan lucu lagi, sampai-sampai si Turki bergulingan di lantai, sehingga memberikan kesempatan kepada si penjahit untuk mencuri lagi sepotong dari kain beludru itu.
"Ada lagi?" kata si Turki seraya berdiri.
"Tidak," sahut di penjahit, "Kalau tidak, jubah ini akan terlalu ketat bagimu."
0
comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)